ZoyaPatel

Alam dan Manusia: Relasi Suci yang Harus Saling Menjaga

Mumbai

Di tengah luasnya rimba Papua yang hijau dan hidup, ada satu keyakinan yang tak pernah lekang oleh waktu: alam dan manusia tidak pernah berdiri sendiri. Keduanya adalah ciptaan Tuhan Allah yang ditempatkan berdampingan, saling membutuhkan, dan seharusnya saling melindungi.

Sejak awal mula penciptaan, setiap makhluk hidup diberi ruang dan hak untuk hidup. Tuhan menciptakan alam sebagai rumah—bukan hanya bagi manusia, tetapi juga bagi segala makhluk yang tumbuh, berkembang biak, dan melanjutkan kehidupan dari generasi ke generasi. Di dalam tatanan itu, alam memegang peran yang lebih tinggi daripada manusia. Sebab Tuhan mengutus alam sebagai penjaga agung bagi kehidupan di bumi.

Kearifan Leluhur: Alam adalah Saudara Tertua

Dalam adat berbagai suku di Papua, para pemangku adat mengetahui betul warisan moyang mereka. Ada tempat-tempat keramat yang tidak boleh disentuh sembarangan—hutan tertentu, sungai tertentu, batu, gunung, dan lembah yang dihormati sebagai penjaga kehidupan.

Pengetahuan ini bukan sekadar cerita turun-temurun. Ia adalah sistem ekologis dan spiritual yang menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Di sana tertanam sebuah pemahaman mendasar: alam bukan sesuatu yang dimiliki, tetapi sesuatu yang dijaga bersama.

Manusia dan Alam: Dua Napas yang Harus Menyatu

Kehidupan manusia tidak mungkin berdiri tanpa kontinuitas alam. Air mengalir, pohon tumbuh, hewan berkembang biak, tanah memberi makan—semuanya berjalan karena ada harmoni. Jika satu sisi rusak, sisi lainnya ikut runtuh.

Karena itu, relasi manusia dan alam wajib berjalan selaras, sesuai kehendak manusia, alam, dan Tuhan. Intinya sederhana tapi kuat:
baku jaga, baku lindungi.

Papua sudah berkali-kali menjadi saksi bagaimana alam yang dijaga menghasilkan kehidupan, tetapi juga bagaimana alam yang dirusak menghadirkan bencana. Ketika hutan dijual, tanah digadaikan, dan sungai dinodai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab—atau dalam istilah kita: bangsa benalu—maka yang hancur bukan hanya tanah, tetapi masa depan.

Jangan Jual, Jangan Rusak—Rawat Seperti Hidupmu Sendiri

Alam Papua bukan sekadar wilayah geografis; ia adalah roh, identitas, dan keberlanjutan. Merusaknya berarti merusak kehidupan sendiri. Sebaliknya, melindungi alam berarti melindungi rumah, generasi, dan titipan Tuhan.

Sebab pada akhirnya, relasi alam dan manusia hanya punya satu tujuan: kehidupan yang terus berlanjut.


Rimba Papua, 21 Januari 2023

Oleh:Wempi Doo

Ahmedabad