Gereja Katolik Stasi. Hati Kudus Ipokeugida di bangun dari Kayu Tradisional di Pelosok Papua Tengah

Kondisi Jalan Trans , terutama pada titik KM 140 dan KM 141, saat ini berada dalam keadaan yang memprihatinkan. Jalan yang menjadi urat nadi transportasi masyarakat ini mengalami kerusakan yang jika tidak segera ditangani akan membahayakan keselamatan pengguna jalan serta mengganggu kelancaran arus transportasi barang, jasa, dan mobilitas penduduk.

Jalan Trans Nabire–Dogiyai-deiyai-paniai-intan jaya- bukan sekadar jalur penghubung, tetapi juga menjadi penopang utama perekonomian, pendidikan, dan aktivitas sosial di wilayah Papua Tengah. Kerusakan pada titik strategis seperti ini dapat berdampak luas, mulai dari keterlambatan distribusi kebutuhan pokok, hambatan akses layanan kesehatan, hingga menurunnya aktivitas perdagangan dan pergerakan masyarakat.

Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Papua Tengah bersama Kementerian PUPR memiliki tanggung jawab untuk memastikan kondisi jalan nasional ini selalu dalam keadaan baik dan layak pakai. Kami mendesak agar penanganan segera dilakukan, termasuk perbaikan struktur jalan, drainase, dan penguatan titik rawan, agar risiko kecelakaan dapat ditekan dan aktivitas masyarakat kembali lancar.

Kerusakan di KM 140 dan KM 141 harus menjadi prioritas perbaikan, mengingat jalur ini adalah satu-satunya akses utama yang menghubungkan . Perhatian cepat, tindakan nyata, dan koordinasi lintas pihak menjadi kunci agar permasalahan ini tidak berlarut-larut.

Kami berharap BPJN Papua Tengah, Kementerian PUPR, serta pihak terkait lainnya segera menurunkan tim teknis untuk melakukan survei lapangan, menetapkan rencana perbaikan, dan melaksanakan pekerjaan sesegera mungkin demi kepentingan bersama.