📘 Buku Papua Bukan Tanah Kosong
Seri: Memoria Passionis No.37
Penulis: Bernard Koten, Daniel Gobay, OFM, dan Tim Kerja SKPKC FP
Penerbit: Sekretariat Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Fransiskan Papua
Tahun: 2018
🧠Isi Pokok Buku
Buku ini mengangkat tragedi kemanusiaan dan pelanggaran hak asasi manusia di Tanah Papua sepanjang tahun 2018. Melalui laporan dan dokumentasi, buku ini menyampaikan bahwa Papua bukanlah wilayah kosong, melainkan tanah yang hidup dengan sejarah, budaya, serta masyarakat yang selama ini menjadi korban kekerasan dan ketidakadilan struktural.
Beberapa poin penting yang dibahas:
Wabah Kemanusiaan di Asmat: Dimulai dengan kisah duka kematian anak-anak akibat campak dan gizi buruk.
Konflik di Nduga: Kekerasan bersenjata kembali meletus di wilayah ini, menelan korban jiwa dan menyebabkan ribuan penduduk mengungsi.
Pembatasan Informasi dan Kebebasan Pers: Akses informasi dibatasi, dan suara rakyat Papua sulit menjangkau ruang publik nasional.
Penggusuran dan Perampasan Lahan: Nama pembangunan digunakan sebagai dalih untuk ekspansi industri dan penggusuran masyarakat adat.
Kerusakan Alam: Hutan dan tanah adat terus dirusak oleh proyek infrastruktur dan eksploitasi ekonomi.
🎯 Tujuan Buku
Buku ini bertujuan untuk:
1. Menyuarakan suara korban dan masyarakat sipil Papua.
2.Menjadi catatan sejarah pelanggaran HAM yang sering diabaikan.
3. Mendorong upaya rekonsiliasi, keadilan, dan perdamaian di Tanah Papua.
4. Melanjutkan tradisi dokumentasi tahunan oleh SKPKC FP sejak tahun 1999.
Melalui "Papua Bukan Tanah Kosong", penulis menegaskan bahwa tanah Papua adalah ruang hidup masyarakat adat yang memiliki hak dan martabat, bukan sekadar wilayah pembangunan atau ekspansi ekonomi. Buku ini merupakan suara perlawanan atas narasi yang mengabaikan realitas penderitaan orang Papua.