Ketergantungan Hidup: Cermin Orang Mee di Tanah Meuwoo
Hidup manusia tidak pernah terlepas dari ketergantungan. Namun, persoalannya adalah: kita bergantung pada apa, dan apakah ketergantungan itu membuat kita kuat atau justru melemahkan diri kita sendiri.
Orang Mee di tanah Meuwoo hari ini menghadapi kenyataan bahwa kehidupan sehari-hari semakin bergantung pada barang dari luar: beras, gula, kopi, mie instan, minyak goreng, rokok, bahkan pakaian dan alat rumah tangga. Seolah-olah tanpa itu semua, kehidupan tidak bisa berjalan.
Inilah yang disebut ketergantungan hidup.
Ketergantungan pada Sembako
Dulu orang Mee hidup cukup dengan ubi, keladi, sayuran kebun, dan babi. Semua tersedia dari tanah sendiri. Tetapi kini, tanpa beras dan mie instan, banyak keluarga merasa tidak makan. Padahal, itu semua bukan makanan pokok asli kita.
Ketergantungan pada Uang Tunai
Dahulu hasil kebun, babi, dan hutan bisa mencukupi. Sekarang, hampir semua urusan butuh uang. Dari bayar sekolah, berobat, sampai beli garam. Akibatnya, ketika tidak ada uang, kehidupan terasa buntu.
Ketergantungan pada Distribusi Barang
Jika jalan putus, kapal tidak masuk, atau pesawat terlambat, orang Mee langsung kelabakan. Harga naik, pasar kosong, dan masyarakat bingung harus berbuat apa. Ini tanda bahwa kita sudah terlalu bergantung pada orang lain untuk menghidupi diri sendiri.
Bahaya Ketergantungan Hidup
Ketergantungan membuat orang lupa pada sumber kekuatan aslinya: tanah dan kebun. Ketika generasi muda lebih memilih membeli daripada menanam, maka kemandirian semakin hilang. Lama-kelamaan, kita bisa menjadi tamu di tanah sendiri, hanya hidup dari apa yang dijual orang lain.
Jalan Keluar: Kembali pada Kemandirian
Bangun kembali kebun keluarga sebagai sumber makanan utama.
Kurangi ketergantungan pada barang luar, mulailah dengan hal sederhana: tanam sayur, pelihara ayam atau babi, olah hasil alam.
Didik generasi muda agar tidak hanya tahu membeli, tetapi juga tahu bekerja dan menghasilkan.
Ketergantungan hidup adalah tanda kehilangan arah. Jika orang Mee ingin kuat, maka kita harus keluar dari jeratan konsumtif ini. Saatnya kembali percaya bahwa tanah Meuwoo adalah sumber kehidupan yang sejati, bukan pasar sembako yang datang dari luar.
**