Demi Jabatan, Orang Tega Melakukan 7 Hal Ini
Mumbai
Ahmedabad
Ambisi adalah bahan bakar untuk maju, namun ambisi yang tidak terkendali dapat berubah menjadi jebakan berbahaya. Demi kursi, pangkat, dan jabatan, banyak orang rela mengorbankan prinsip, harga diri, bahkan sesamanya. Tidak sedikit pula yang tega melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri dan menghancurkan orang lain.
Renungkanlah 7 sikap yang sering dilakukan orang demi jabatan, agar kita waspada dan tidak terjerumus dalam pola yang sama:
1. Mengorbankan Kebenaran
Demi mempertahankan posisi, ada yang rela berbohong, menutup-nutupi fakta, bahkan memutarbalikkan kebenaran. Kejujuran—yang seharusnya menjadi dasar kepemimpinan—justru dikorbankan. Padahal, seorang pemimpin tanpa kebenaran akan kehilangan kepercayaan dari orang-orang yang dipimpinnya.
2. Menjilat Atasan
Sikap penjilat adalah penyakit yang merusak hati. Demi disukai atasan, ada yang rela merendahkan diri, menutup mata terhadap kesalahan, bahkan menyanjung secara berlebihan meskipun tahu itu tidak benar. Karier mungkin bisa naik, tetapi harga diri runtuh di mata orang banyak.
3. Menjatuhkan Teman Sejawat
Persaingan jabatan kerap melahirkan pengkhianatan. Fitnah, gosip, bahkan sabotase dilakukan demi menjatuhkan rekan kerja. Padahal, persahabatan dan kerja sama jauh lebih berharga dibandingkan kursi jabatan yang sifatnya sementara.
4. Menghalalkan Segala Cara
Ambisi yang membabi buta membuat orang rela menyuap, memanipulasi, bahkan bersekongkol dengan pihak yang tidak benar. Prinsip “tujuan menghalalkan cara” menjadi pegangan. Namun, cara kotor hanya akan menciptakan kepemimpinan yang busuk sejak awal.
5. Mengorbankan Integritas Pribadi
Ada yang memilih diam terhadap ketidakadilan atau ikut arus meski hati nurani menjerit. Integritas pribadi dikorbankan sedikit demi sedikit hingga lama-kelamaan hati menjadi tumpul. Karier memang naik, tetapi diri kehilangan jati diri.
6. Mengorbankan Keluarga
Banyak orang terjebak dalam ambisi jabatan hingga melupakan keluarga. Waktu, perhatian, dan kasih sayang diabaikan demi posisi. Akibatnya, rumah tangga bisa berantakan, sementara jabatan tak pernah memberi kebahagiaan sejati.
7. Mengkhianati Tuhan
Yang paling berbahaya adalah ketika seseorang lebih takut kehilangan jabatan daripada kehilangan perkenanan Tuhan. Iman diabaikan, ketaatan dilepaskan, dan jabatan menjadi “berhala” baru. Padahal, jabatan manusia hanya sementara, tetapi pertanggungjawaban kepada Tuhan bersifat kekal.
Jabatan Bukan Segalanya
Jabatan adalah amanah yang mulia jika diperoleh dan dijalankan dengan benar. Namun, jabatan bukan segalanya. Lebih baik kehilangan jabatan karena memegang kebenaran daripada meraihnya dengan cara yang kotor. Harga diri, integritas, dan iman adalah warisan abadi yang tak ternilai.
Firman Tuhan mengingatkan kita:
📖 Matius 16:26
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
Ayat ini menegaskan bahwa keberhasilan dan kekuasaan tidak ada artinya jika harus kehilangan hati nurani, integritas, bahkan keselamatan jiwa.
Marilah kita memegang teguh kebenaran, menjaga integritas, dan mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah. Jabatan bisa hilang, tetapi iman dan hati nurani yang murni akan menjadi warisan yang membawa berkat.
Tuhan Yesus memberkati. ✝️