TNI Non-Organik Diduga Gunakan Modus Licik Framing OPM, Warga Sipil Jadi Korban
Mumbai
Ahmedabad
Intan Jaya-Papua Tengah , 29 September 2025 – Laporan dari lapangan mengungkapkan adanya dugaan modus operasi licik yang dilakukan oleh aparat TNI non-organik di sejumlah wilayah konflik Papua. Temuan ini memperlihatkan pola sistematis di mana kontak senjata dengan Tentara Nasional Papua Barat (TPN-PB) seringkali berujung pada pelampiasan kekerasan terhadap warga sipil.
Menurut keterangan sejumlah saksi, ketika TPN-PB tidak berhasil dijadikan sasaran, warga sipil justru menjadi korban. Lebih jauh, ditemukan adanya praktik rekayasa bukti berupa penggunaan atribut simbol perjuangan Papua seperti bendera Bintang Kejora, gelang bermotif Kejora, kalong, hingga senjata api dan peluru tajam. Barang-barang tersebut disebut sengaja ditanamkan kepada korban sipil untuk kemudian diframing di media sosial sebagai “bawaan OPM”.
“Warga sipil yang ditembak lalu dipublikasikan seolah-olah bagian dari kelompok bersenjata. Ini adalah bentuk pembohongan publik yang disengaja untuk menutupi pelanggaran HAM,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat di Intan Jaya.
Temuan praktik ini disebut terjadi di sejumlah wilayah konflik, antara lain Intan Jaya, Puncak Jaya, Yahukimo, Maybrat, Nduga, hingga Puncak Papua. Masyarakat menyebut pola tersebut sebagai strategi TNI untuk memutarbalikkan fakta dan membenarkan tindakannya di mata publik nasional maupun internasional.
“Padahal, justru TNI yang menjadi biang kerok yang merusak ketenteraman masyarakat Papua. Mereka melakukan provokasi, menebar ketakutan, dan mengacaukan kehidupan rakyat kecil,” lanjut sumber tersebut.
Situasi ini menambah panjang daftar dugaan pelanggaran HAM yang masih menghantui Papua. Di tengah kondisi mencekam, masyarakat menyerukan persatuan dan kebangkitan kembali semangat kedaulatan Papua yang dinyatakan pada 1 Desember 1961.
***