Dari Label ke Label: Cara Penjajah Membagi Bangsa Papua
Mumbai
Ahmedabad
Sejak awal sejarah integrasi Papua, negara dan kekuatan yang berkepentingan selalu menggunakan label-label untuk memisahkan dan melemahkan satu bangsa. Dari masa ke masa, istilah-istilah baru diciptakan untuk menggantikan yang lama, namun tujuannya tetap sama: menstigma, mengkriminalisasi, dan mengaburkan akar perjuangan rakyat Papua.
KKB, KKSB, KST, dan Kini KKP
KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata): Istilah ini digunakan untuk menekankan bahwa pejuang Papua hanyalah “penjahat”, bukan bagian dari gerakan politik yang memiliki akar sejarah.
KKSB (Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata): Penambahan kata “sipil” memperluas stigma, menyamakan warga sipil yang mendukung perjuangan dengan kriminal.
KST (Kelompok Separatis Teroris): Label ini lebih keras, menghubungkan perjuangan Papua dengan terorisme global, menjustifikasi operasi militer besar-besaran.
KKP (Kelompok Kriminal Papua): Label terbaru yang semakin menggeneralisasi, seolah seluruh tindakan perlawanan adalah kejahatan semata.
Fungsi Label: Menghapus Identitas Politik
Label-label ini bukan sekadar kata-kata. Ia adalah alat kekuasaan untuk menghapus identitas politik gerakan Papua, mematahkan legitimasi sejarah, dan mengisolasi mereka dari dukungan dunia internasional. Dengan label “kriminal” atau “teroris”, perjuangan untuk hak menentukan nasib sendiri diubah menjadi narasi keamanan semata.
Dampak pada Bangsa Papua
Membelah kesatuan bangsa Papua: mereka yang dilabeli menjadi “musuh”, sementara lainnya didorong untuk menjauh.
Menciptakan ketakutan dan stigma di dalam komunitas.
Membenarkan kekerasan negara atas nama “penegakan hukum”.
Melawan Label
Bangsa Papua kini semakin sadar bahwa label hanyalah senjata lain dari kolonialisme. Di balik semua sebutan itu, akar perjuangan tetap sama: mempertahankan tanah, identitas, dan hak untuk menentukan masa depan sendiri. Satu-satunya jalan keluar adalah membuang label-label buatan penjajah dan kembali kepada identitas asli: bangsa Papua yang merdeka di atas tanah leluhurnya.
**