“Buku, Antologi Puisi Papua” – Rizal Tanjung
Mumbai
Ahmedabad
Suara Luka, Harapan, dan Perlawanan dari Timur Indonesia
Bayangkan sebuah negeri yang kaya akan alam dan budaya, namun suara rakyatnya nyaris tak terdengar di keramaian pusat kekuasaan. Melalui puisi-puisi tajam dan menyayat, Rizal Tanjung membawa kita masuk ke dalam dunia yang selama ini lebih banyak dilihat — tapi jarang didengarkan: Tanah Papua.
Buku ini bukan sekadar kumpulan sajak. Ia adalah terompet luka dan nyala harapan dari orang-orang yang selama ini hanya dijadikan objek dokumentasi, statistik, atau sensasi media. Rizal menuliskan Papua dari sisi yang jarang kita baca — dengan bahasa yang sederhana namun menggugah, ia menguliti bagaimana penderitaan orang Papua kerap “dipoles” menjadi tontonan eksotis, tanpa menyentuh akar masalahnya.
Di setiap bait, kita diajak menyaksikan:
• Seorang anak yang bermain di bawah bayang senapan.
• Seorang ibu yang menangis bukan karena lapar, tapi karena kehilangan suaminya.
• Seorang aktivis yang tak lagi menulis, karena tinta puisinya berubah menjadi darah.
Tapi di balik semua itu, pelangi tetap muncul — seperti di sampul buku ini. Harapan dan kekuatan tumbuh dari tanah yang terbakar. Buku ini membisikkan bahwa orang Papua bukan hanya ingin dilihat, tapi didengar dan dimengerti.
⸻
🔥 Kenapa Buku Ini Layak Dibaca?
• Karena tidak ada yang bisa menulis luka Papua dengan jujur selain mereka yang hidup di dalamnya.
• Karena buku ini akan menggugah rasa empati dan membuatmu mempertanyakan banyak hal yang selama ini dianggap biasa.
• Karena puisi di dalamnya adalah bentuk keberanian, sekaligus pelukan lembut untuk semua yang masih percaya pada keadilan.
⸻
Jika kamu ingin membaca karya sastra yang jujur, berani, dan penuh jiwa — inilah bukunya.
Bukan hanya untuk dibaca, tapi untuk direnungkan. Karena Papua bukan cerita yang selesai. Ia masih hidup, di setiap bait puisi ini.